Sunday, July 29, 2018

Main Basket Di Gayo Lues

Jika anda mengenal Tari Saman, sudah seharusnya mengenal Kabupaten Gayo Lues. Memang tidak banyak yang mengenal keberadaan Kabupaten ini. Tari Saman lebih dikenal berasar dari Provinsi Aceh. Padahal dari Kabupaten Gayo Lueslah Tari Saman ini berasal. Jika anda ingin menyaksikan secara langsung Tari Saman yang sesungguhnya/ orisinil berkunjunglah ke kabupaten ini. Pada kesempatan ini saya tidak akan menceritakan panjang lebar perihal Tari Saman Gayo Lues, mungkin suatu saat saya akan menulisnya.

Friday, July 27, 2018

Jokowi dan Pohon Cangkok



        Jokowi panggilan akrab Joko Widodo merupakan Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2014-2019. Jabatan Presiden RI yang diembannya saat ini tidak serta merta diraihnya begitu saja. Jokowi muda meniti karir politik berawal dari menjadi calon Walikota Surakarta pada tahun 2005. Pada saat itu pria asli kelahiran Surakarta ini berpasangan dengan FX. Hadi Rudyatmo, dan hasil Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) saat itu berpihak kepada pasangan ini. Jokowi-Hadi Rudyatmo dipercaya mengemban amanah rakyat untuk memimpin Kota Surakarta periode 2005-2010.

Keberhasilan memimpin Kota Surakarta periode 2005-2010 membuat rakyat Surakarta kembali mempercayakan Suami dari Ibu Iriana ini untuk memimpin pembangunan Kota Surakarta tahun 2010-2015. Namun demikian, pada periode kedua memimpin Surakarta, ayah dari tiga anak yaitu Gibran, Kahiyang dan Kaesang ini tidak memimpin Solo sampai akhir periode. Pada tahun 2012, Jokowi mendapatkan kepercayaan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk diusung menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaya Purnama atau lebih dikenal dengan sebutan Ahok.

Ironi Program Keluarga Berencana



Menurut Konvensi Montevideo Tahun 1933, penduduk merupakan salah satu unsur pembentuk suatu negara, selain luas wilayah dan Pemerintah. Semakin banyak penduduk dengan didukung wilayah yang luas menjadi modal utama suatu negara menjadi negara yang besar. Namun akan menjadi bumerang apabila memiliki banyak penduduk yang tidak produktif dan berkualitas. Dengan dasar itulah pada akhir tahun 1970 dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto Program Keluarga Berencana (KB) dicanangkan.

Program KB secara khusus memiliki tujuan meningkatkan jumlah penduduk usia subur menggunakan alat kontrasepsi dan menurunkan angka kelahiran bayi. Asumsi awal dari program KB adalah membentuk keluarga kecil bahagia yaitu dengan dua anak cukup.

Nilai Tawar Batu Akik

Tahun 2014 mungkin menjadi titik nadir bangkitnya popularitas batu akik di Indonesia. Batu-batu akik produksi alam Indonesia satu persatu mulai unjuk gigi. Sebut saja batu Bacan yang berasal dari daerah Maluku dan Giok yang berasal dari Aceh. Keduanya merupakan salah satu batu akik populer pada saat ini dan beberapa waktu yang lalu.

Berbicara masalah harga batu akik, untuk saat ini belum ada suatu lembaga yang mengatur patokan harga batu akik. Akibatnya saat ini, jika kita berniat memiliki batu akik, harganya akan cukup bervariasi. Jangankan harga batu akik dengan merk yang berbeda, dengan merk yang sama, kita bisa mendapatkan harga yang berbeda dari beberapa penjual dan bisa saja harganya memiliki range yang cukup jauh. Kondisi ini menggambarkan bahwa jual beli batu akik pada saat ini belum memiliki konsep yang jelas.

Thursday, July 26, 2018

Manfaat Data Statistik

PADA Juli yang lalu, saya menonton satu pertandingan Basket Sea Games 2017 antara Timnas Indonesia melawan Timnas Thailand di satu stasiun TV swasta bersama seorang teman. Pertandingan tersebut dimenangkan Timnas Indonesia dengan skor 79-74. Seperti acara olahraga pada umumnya, saat berlangsung pertandingan maupun pertandingan sedang memasuki masa rehat, di layar kaca kita akan muncul statistik pertandingan yang sedang berlangsung.

Dengan cepat dan cermat otak saya segera mengomentari pertandingan berdasarkan data statistik yang sudah tersaji di layar kaca. Meskipun memenangkan pertandingan, rupanya Indonesia kalah dalam hal akurasi tembakan, di mana para pemain Thailand sepanjang pertandingan mampu mengukir angka 42% tembakannya masuk ke dalam basket, sedangkan pemain Indonesia hanya sebesar 34%. Namun Timnas Indonesia unggul dalam hal rebound, turnover dan steal. Tiga hal tersebutlah yang membuat Timnas Indonesia mampu memenangi pertandingan Semifinal Basket Sea Games 2017. Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia mampu mempertahankan prestasi Sea Games 2015, yaitu minimal medali perak.

Lewat Inflasi, Pemerintah Rampok Uang Rakyat


Pada awal Januari Tahun 2015, Badan Pusat Statistik merilis angka inflasi tahun 2014 sebesar 8,36 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, sebetulnya angka tersebut lebih rendah 0,02 persen (inflasi tahun 2012 sebesar 8,38 persen). Namun demikian jika kita telaah lebih dalam, sebetulnya pemerintahan SBY sampai dengan Bulan Oktober 2014 mampu meredam inflasi tahun kalender sebesar 4,18 persen.
Akan tetapi dalam waktu dua bulan, pemerintahan baru tidak mampu menahan kenaikan harga kebutuhan pokok yang disebabkan pengurangan subsidi premium dan solar. Kenaikan BBM sebesar Rp 2.000,- berkontribusi terhadap inflasi tahun 2014 sebesar 4,18 persen dari total inflasi tahun 2014 sebesar 8,36 persen, padahal kembali saya ingatkan bahwa pada tahun 2014 pemerintahan SBY mampu menahan laju inflasi kalender selama 10 bulan sebesar 4,18 persen. Seperti kita ketahui bersama pada bulan November, pemerintah Jokowi mengeluarkan kebijakan mengurangi subsidi BBM dengan dalih anggaran subsidi BBM pada tahun 2014 sudah habis. Pada saat itu harga premium menjadi Rp 8.500/liter (naik Rp 2.000,-) dan solar menjadi Rp 7.500/liter (naik Rp 2.000,-).

Keadaan Perekomian Aceh 2014


Opini Serambi: BADAN Pusat Statistik (BPS) Aceh, pada 5 Mei 2014 lalu, kembali merilis angka pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, ekonomi Aceh triwulan I 2014 mengalami kontraksi (tumbuh minus) sebesar 0,20% jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Meski demikian, kondisi perekonomian Aceh triwulan I 2014 yang dirilis BPS Aceh itu, ternyata masih lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan I 2013 (naik 3,26%).

Melemahnya perekonomian Aceh pada triwulan I 2014 jika dibandingkan triwulan IV 2013, sangat dipengaruhi oleh besarnya realisasi belanja pemerintah pada triwulan IV 2013. Di sisi lain pada triwulan I 2014, realisasi belanja pemerintah tidak sebesar triwulan IV 2013. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan guru besar Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr Raja Masbar yang dimuat di majalah Aceh Economic Review.

Penduduk Miskin VS Penduduk Merasa Miskin



Pemerintah sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto sampai dengan Presiden Jokowi selalu memiliki program bantuan untuk memberantas kemiskinan.

Bantuan-bantuan yang sudah dikucurkan pemerintah antara lain adalah beras miskin yang lebih dikenal dengan istilah Raskin, saat ini program ini berganti nama menjadi beras sejahtera (rastra). Selain Raskin, pemerintah juga mengucurkan bantuan sosial seperti bantuan langsung tunai melalui program Kartu Keluarga Sejahtera, BPJS Kesehatan Non PBI, Program Keluarga Harapan, Program bantuan bibit padi, palawija dll.

Program-program tersebut tentunya diharapkan bisa menurunkan persentase penduduk miskin di Indonesia. Persentase penduduk miskin yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) secara umum terus mengalami penurunan. Pada Tahun 2007, persentase penduduk miskin sebesar 20.37 persen dan saat ini pada tahun 2018 hanya tersisa 9.82 persen.

Selama kurun waktu tersebut, tentunya pemerintah tidak sedikit mengeluarkan anggaran untuk mengentaskan kemiskinan dinegara ini. Penulis belum mendapatkan pasti jumlah anggaran yang dikeluarkan pemerintah, namun jika kita asumsikan satu tahun pemerintah mengeluarkan 20 trilliun untuk program bantuan langsung, maka kurang lebih sekitar 220 trilliun rupiah jumlah yang sudah dikeluarkan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin.

Besarnya anggaran yang sudah digelontorkan sepertinya tidak sebanding dengan penurunan persentase penduduk miskin. Hal ini disebabkan karena sulitnya mengumpulkan data yang akurat perihal sipenerima bantuan. Sejak tahun 2005 sampai dengan 2015, masih saja ada penerima bantuan langsung baik program Keluarga Sejahtera maupun Program Keluarga Harapan yang tidak tepat sasaran.

Terlepas dari kesalahan penerima bantuan, para penerima bantuan yang sudah tergolong mampu juga kebanyakan tidak memiliki urat malu untuk mengembalikan bantuan yang sudah diserahkan. Padahal pemerintah sudah memberikan keran untuk pengalihan bantuan bagi yang tidak tepat sasaran.

Inisiatifpun dilakukan oleh dinas sosial masing-masing pemerintah daerah, sebagai contoh adalah inovasi yang dilakukan dinas sosial pemerintah kabupaten Aceh Tamiang yang memberikan tempelan dengan tulisan "Rumah Tangga Sangat Miskin" bagi rumah yang mendapatkan bantuan. Hal ini dilakukan agar memberikan beban sosial bagi rumahtangga yang sudah mampu tapi nekat tetap menerimanya.

Dan ternyata cara ini cukup ampuh, dibuktikan dengan mundurnya beberapa rumahtangga yang merasa keberatan jika ditempelin tulisan rumah tangga sangat miskin.


 Semoga kedepannya banyak penduduk yang merasa miskin sadar bahwa masih banyak rumahtangga lain yang lebih layak menerima bantuan.
 

Monday, July 23, 2018

Inilah Faktor Yang Membuat Persentase Penduduk Miskin Menurun Tahun 2018






Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2017–
Maret 2018 antara lain adalah sebagai berikut:

  • Selama periode  September 2017–Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 1,92 persen.

  • Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk rumah tangga yang berada di 40 persen lapisan terbawah selama periode September 2017–Maret 2018 tumbuh 3,06 persen.
  • Bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,6 persen pada Triwulan I 2018, lebih tinggi dibanding Triwulan I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
  • Program Beras Sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada Triwulan I telah tersalurkan sesuai jadwal. Berdasarkan data Bulog, realisasi distribusi bantuan sosial Program Beras Sejahtera (Rastra) pada Januari 2018 sebesar 99,65 persen, pada Februari 2018 sebesar 99,66 persen, dan pada Maret 2018 sebesar 99,62 persen.
  • Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2018 berada di atas angka 100, yaitu 101,94.

  • Kenaikan harga beras yang cukup tinggi, yaitu mencapai 8,57 persen pada periode September 2017–Maret 2018, disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak secepat periode Maret 2017–September 2017. Pada periode Maret 2017–September 2017, harga beras relatif tidak berubah.
Sumber : Badan Pusat Statistik 

Angka Kemiskinan dan Latahnya Politisi Oposisi




Setiap tahun kejadian meributkan Garis Kemiskinan (GK) berulang terus. Tidak heran karena GK merupakan cikal bakal terbentuknya persentase jumlah penduduk miskin. Banyak sekali pihak yang menganggap GK sebesar Rp 401.220,- setiap orang perbulan terlalu rendah.

Terlepas dari rasionalkah GK sebesar 401.220, penulis menganggap keributan penetuan batas orang miskin ini sebagai bentuk kelatahan para politikus oposisi pemerintah dalam hal mengkritisi kinerja pemerintahan. Apalagi persentase penduduk miskin yang baru dirilis Badan Pusat Statistik beberapa hari yang lalu hanya mencapai 1 digit dan kejadian ini adalah yang pertama sejak Indonesia merdeka.

Kondisi inilah mungkin menyebabkan para politikus oposisi gerah, akhirnya dengan segala keramaian yang ada di medsos, viralah perihal Garis Kemiskinan yang dirasakan tidak rasional. Bahkan beberapa orang yang kreatif dalam hal membuat meme langsung membuat karya-karya terbaik mereka untuk mengkritisi Angka Garis Kemiskinan yang hanya bernilai 400 ribu rupiah. Diartikel ini penulis tidak akan menjelaskan apakah angka tersebut sudah rasional atau belum, karena sudah banyak pakar yang menjelaskan perihal Garis Kemiskinan.

Penulis hanya mengajak kepada pembaca bahwa marilah kita berpikir jernih bahwa Garis Kemiskinan yang telah dihitung BPS bukanlah angka yang keluar tiba-tiba. BPS tentunya memiliki metode dan data yang akurat untuk mengeluarkan angka tersebut.

Alangkah baiknya jika pihak-pihak yang merasa angka garis kemiskinan tersebut tidak rasional, silahkan mengkritisi secara ilmiah dengan mengajukan garis kemiskinan yang menurut pembaca lebih rasional, tentunya lengkap dengan metode yang ilmiah juga.

Untuk para politisi oposisi, sebetulnya masih banyak celah untuk mengkritisi kinerja pemerintahan selain angka kemiskinan. Sebagai pengetahuan pembaca, pemerintah mulai dari zaman Soeharto sampai dengan Jokowi sangat rajin memberikan bantuan kepada masyarakat, mulai dari bantuan rumah, bantuan bibit, benih, bantuan uang sekolah dan lain-lain. Artinya akan menjadi lucu jika banyaknya bantuan yang sudah banyak digelontorkan tidak mengurangi jumlah penduduk miskin.

Sebagai penutup tulisan ini penulis hanya ingin memberikan saran kepada para politisi oposisi, kritiklah pemerintah dengan data yang akurat, contoh nyata adalah hutang negara membengkak sejak era pemerintahan jokowi, mungkin topik inilah yang cocok sebagai amunisi ampuh para oposisi mengkritik pemerintahan.

Friday, July 20, 2018

Tahun 2016, Manusia Indonesia Naik Level

gambar : https://cicifera.wordpress.com



Beberapa waktu yang lalu, Badan Pusat Statistik kembali merilis angka Indeks Pembangunan Manusia  (IPM) tahun 2016. Hasilnya, nilai IPM Indonesia tahun 2016 sebesar 70,18, angka tersebut meningkat sedikit jika dibandingkan tahun 2015 (69,55). Peningkatan nilai IPM yang sedikit tersebut rupanya memberikan makna yang besar, pasalnya nilai IPM antara 70 sampai dengan 80 masuk kategori tinggi, sedangkan sebelumnya Indonesia masuk kategori Negara dengan nilai IPM sedang.

Nilai IPM itu sendiri dihitung berdasarkan 3 variabel yaitu angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita. Mari kita simak keadaan 3 variabel tersebut:


  •   Angka Harapan Hidup

Secara umum manusia Indonesia memiliki harapan hidup sampai dengan umur 70,90 tahun. Meningkat tipis jika dibandingkan tahun lalu (70,78 tahun). Jika dilihat menurut provinsi, penduduk Provinsi Yogyakarta memiliki angka harapan hidup paling tinggi  yaitu 74,71 tahun dan penduduk Provinsi Sulawesi Barat memiliki angka harapan hidup paling rendah yaitu 64,31 tahun. 

Terlepas dari umur yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, namun secara akademisi Angka harapan hidup ini sangat erat kaitannya dengan fasilitas kesehatan yang tersedia. Terbukti dengan data angka harapan hidup provinsi-provinsi di Pulau Jawa cenderung lebih besar dibandingkan provinsi-provinsi luar Pulau Jawa.
2.       

  • Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah
Rata-rata penduduk Indonesia bersekolah tahun 2016 adalah 7.95 tahun. Artinya mayoritas penduduk Indonesia hanya belajar sampai dengan kelas 2 SMP/sederajat. Keadaan ini sebetulnya menjadi pekerjaan rumah pemerintah mengingat angka harapan lama sekolah penduduk Indonesia adalah 12,72 tahun yang memiliki makna penduduk Indonesia berharap paling tidak meluluskan pendidikan jenjang SMA/Sederajat. Semoga beberapa tahun kedepan nilai rata-rata lama sekolah dengan harapan lama sekolah mendekati sama.
Jika dilihat menurut Provinsi, rata-rata lama sekolah tertinggi berada di Provinsi DKI Jakarta (10,88 tahun) dan paling rendah  berada di Provinsi Papua (6,15 tahun). Kondisi ini sebetulnya cukup miris, mengingat pemerintah menggratiskan biaya pendidikan sampai jenjang SMA/sederajat.

  •  Pengeluaran Setiap Orang dalam satu tahun
Pada tahun 2016, pengeluaran setiap penduduk dalam satu tahun sebesar 10,42 juta rupiah. Nilai tersebut lebih besar 270 ribu rupiah jika dibandingkan tahun 2015.

Pengeluaran setiap penduduk paling besar berada di Provinsi Kepulauan Riau (13,36 juta/tahun) dan paling rendah berada di Provinsi Papua (6,64 juta). Sumber: www.bps.go.id
Dari ketiga variabel tersebut menggambarkan bahwa meskipun IPM Indonesia sudah naik level menjadi kategori tinggi, namun pendidikan manusia Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan.

Main Basket Di Gayo Lues

Jika anda mengenal Tari Saman, sudah seharusnya mengenal Kabupaten Gayo Lues. Memang tidak banyak yang mengenal keberadaan Kabupaten ini. Tari Saman lebih dikenal berasar dari Provinsi Aceh. Padahal dari Kabupaten Gayo Lueslah Tari Saman ini berasal. Jika anda ingin menyaksikan secara langsung Tari Saman yang sesungguhnya/ orisinil berkunjunglah ke kabupaten ini. Pada kesempatan ini saya tidak akan menceritakan panjang lebar perihal Tari Saman Gayo Lues, mungkin suatu saat saya akan menulisnya.

Jokowi dan Pohon Cangkok



        Jokowi panggilan akrab Joko Widodo merupakan Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2014-2019. Jabatan Presiden RI yang diembannya saat ini tidak serta merta diraihnya begitu saja. Jokowi muda meniti karir politik berawal dari menjadi calon Walikota Surakarta pada tahun 2005. Pada saat itu pria asli kelahiran Surakarta ini berpasangan dengan FX. Hadi Rudyatmo, dan hasil Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) saat itu berpihak kepada pasangan ini. Jokowi-Hadi Rudyatmo dipercaya mengemban amanah rakyat untuk memimpin Kota Surakarta periode 2005-2010.

Keberhasilan memimpin Kota Surakarta periode 2005-2010 membuat rakyat Surakarta kembali mempercayakan Suami dari Ibu Iriana ini untuk memimpin pembangunan Kota Surakarta tahun 2010-2015. Namun demikian, pada periode kedua memimpin Surakarta, ayah dari tiga anak yaitu Gibran, Kahiyang dan Kaesang ini tidak memimpin Solo sampai akhir periode. Pada tahun 2012, Jokowi mendapatkan kepercayaan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk diusung menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaya Purnama atau lebih dikenal dengan sebutan Ahok.

Ironi Program Keluarga Berencana



Menurut Konvensi Montevideo Tahun 1933, penduduk merupakan salah satu unsur pembentuk suatu negara, selain luas wilayah dan Pemerintah. Semakin banyak penduduk dengan didukung wilayah yang luas menjadi modal utama suatu negara menjadi negara yang besar. Namun akan menjadi bumerang apabila memiliki banyak penduduk yang tidak produktif dan berkualitas. Dengan dasar itulah pada akhir tahun 1970 dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto Program Keluarga Berencana (KB) dicanangkan.

Program KB secara khusus memiliki tujuan meningkatkan jumlah penduduk usia subur menggunakan alat kontrasepsi dan menurunkan angka kelahiran bayi. Asumsi awal dari program KB adalah membentuk keluarga kecil bahagia yaitu dengan dua anak cukup.

Nilai Tawar Batu Akik

Tahun 2014 mungkin menjadi titik nadir bangkitnya popularitas batu akik di Indonesia. Batu-batu akik produksi alam Indonesia satu persatu mulai unjuk gigi. Sebut saja batu Bacan yang berasal dari daerah Maluku dan Giok yang berasal dari Aceh. Keduanya merupakan salah satu batu akik populer pada saat ini dan beberapa waktu yang lalu.

Berbicara masalah harga batu akik, untuk saat ini belum ada suatu lembaga yang mengatur patokan harga batu akik. Akibatnya saat ini, jika kita berniat memiliki batu akik, harganya akan cukup bervariasi. Jangankan harga batu akik dengan merk yang berbeda, dengan merk yang sama, kita bisa mendapatkan harga yang berbeda dari beberapa penjual dan bisa saja harganya memiliki range yang cukup jauh. Kondisi ini menggambarkan bahwa jual beli batu akik pada saat ini belum memiliki konsep yang jelas.

Manfaat Data Statistik

PADA Juli yang lalu, saya menonton satu pertandingan Basket Sea Games 2017 antara Timnas Indonesia melawan Timnas Thailand di satu stasiun TV swasta bersama seorang teman. Pertandingan tersebut dimenangkan Timnas Indonesia dengan skor 79-74. Seperti acara olahraga pada umumnya, saat berlangsung pertandingan maupun pertandingan sedang memasuki masa rehat, di layar kaca kita akan muncul statistik pertandingan yang sedang berlangsung.

Dengan cepat dan cermat otak saya segera mengomentari pertandingan berdasarkan data statistik yang sudah tersaji di layar kaca. Meskipun memenangkan pertandingan, rupanya Indonesia kalah dalam hal akurasi tembakan, di mana para pemain Thailand sepanjang pertandingan mampu mengukir angka 42% tembakannya masuk ke dalam basket, sedangkan pemain Indonesia hanya sebesar 34%. Namun Timnas Indonesia unggul dalam hal rebound, turnover dan steal. Tiga hal tersebutlah yang membuat Timnas Indonesia mampu memenangi pertandingan Semifinal Basket Sea Games 2017. Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia mampu mempertahankan prestasi Sea Games 2015, yaitu minimal medali perak.

Lewat Inflasi, Pemerintah Rampok Uang Rakyat


Pada awal Januari Tahun 2015, Badan Pusat Statistik merilis angka inflasi tahun 2014 sebesar 8,36 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, sebetulnya angka tersebut lebih rendah 0,02 persen (inflasi tahun 2012 sebesar 8,38 persen). Namun demikian jika kita telaah lebih dalam, sebetulnya pemerintahan SBY sampai dengan Bulan Oktober 2014 mampu meredam inflasi tahun kalender sebesar 4,18 persen.
Akan tetapi dalam waktu dua bulan, pemerintahan baru tidak mampu menahan kenaikan harga kebutuhan pokok yang disebabkan pengurangan subsidi premium dan solar. Kenaikan BBM sebesar Rp 2.000,- berkontribusi terhadap inflasi tahun 2014 sebesar 4,18 persen dari total inflasi tahun 2014 sebesar 8,36 persen, padahal kembali saya ingatkan bahwa pada tahun 2014 pemerintahan SBY mampu menahan laju inflasi kalender selama 10 bulan sebesar 4,18 persen. Seperti kita ketahui bersama pada bulan November, pemerintah Jokowi mengeluarkan kebijakan mengurangi subsidi BBM dengan dalih anggaran subsidi BBM pada tahun 2014 sudah habis. Pada saat itu harga premium menjadi Rp 8.500/liter (naik Rp 2.000,-) dan solar menjadi Rp 7.500/liter (naik Rp 2.000,-).

Keadaan Perekomian Aceh 2014


Opini Serambi: BADAN Pusat Statistik (BPS) Aceh, pada 5 Mei 2014 lalu, kembali merilis angka pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, ekonomi Aceh triwulan I 2014 mengalami kontraksi (tumbuh minus) sebesar 0,20% jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Meski demikian, kondisi perekonomian Aceh triwulan I 2014 yang dirilis BPS Aceh itu, ternyata masih lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan I 2013 (naik 3,26%).

Melemahnya perekonomian Aceh pada triwulan I 2014 jika dibandingkan triwulan IV 2013, sangat dipengaruhi oleh besarnya realisasi belanja pemerintah pada triwulan IV 2013. Di sisi lain pada triwulan I 2014, realisasi belanja pemerintah tidak sebesar triwulan IV 2013. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan guru besar Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr Raja Masbar yang dimuat di majalah Aceh Economic Review.

Penduduk Miskin VS Penduduk Merasa Miskin



Pemerintah sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto sampai dengan Presiden Jokowi selalu memiliki program bantuan untuk memberantas kemiskinan.

Bantuan-bantuan yang sudah dikucurkan pemerintah antara lain adalah beras miskin yang lebih dikenal dengan istilah Raskin, saat ini program ini berganti nama menjadi beras sejahtera (rastra). Selain Raskin, pemerintah juga mengucurkan bantuan sosial seperti bantuan langsung tunai melalui program Kartu Keluarga Sejahtera, BPJS Kesehatan Non PBI, Program Keluarga Harapan, Program bantuan bibit padi, palawija dll.

Program-program tersebut tentunya diharapkan bisa menurunkan persentase penduduk miskin di Indonesia. Persentase penduduk miskin yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) secara umum terus mengalami penurunan. Pada Tahun 2007, persentase penduduk miskin sebesar 20.37 persen dan saat ini pada tahun 2018 hanya tersisa 9.82 persen.

Selama kurun waktu tersebut, tentunya pemerintah tidak sedikit mengeluarkan anggaran untuk mengentaskan kemiskinan dinegara ini. Penulis belum mendapatkan pasti jumlah anggaran yang dikeluarkan pemerintah, namun jika kita asumsikan satu tahun pemerintah mengeluarkan 20 trilliun untuk program bantuan langsung, maka kurang lebih sekitar 220 trilliun rupiah jumlah yang sudah dikeluarkan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin.

Besarnya anggaran yang sudah digelontorkan sepertinya tidak sebanding dengan penurunan persentase penduduk miskin. Hal ini disebabkan karena sulitnya mengumpulkan data yang akurat perihal sipenerima bantuan. Sejak tahun 2005 sampai dengan 2015, masih saja ada penerima bantuan langsung baik program Keluarga Sejahtera maupun Program Keluarga Harapan yang tidak tepat sasaran.

Terlepas dari kesalahan penerima bantuan, para penerima bantuan yang sudah tergolong mampu juga kebanyakan tidak memiliki urat malu untuk mengembalikan bantuan yang sudah diserahkan. Padahal pemerintah sudah memberikan keran untuk pengalihan bantuan bagi yang tidak tepat sasaran.

Inisiatifpun dilakukan oleh dinas sosial masing-masing pemerintah daerah, sebagai contoh adalah inovasi yang dilakukan dinas sosial pemerintah kabupaten Aceh Tamiang yang memberikan tempelan dengan tulisan "Rumah Tangga Sangat Miskin" bagi rumah yang mendapatkan bantuan. Hal ini dilakukan agar memberikan beban sosial bagi rumahtangga yang sudah mampu tapi nekat tetap menerimanya.

Dan ternyata cara ini cukup ampuh, dibuktikan dengan mundurnya beberapa rumahtangga yang merasa keberatan jika ditempelin tulisan rumah tangga sangat miskin.


 Semoga kedepannya banyak penduduk yang merasa miskin sadar bahwa masih banyak rumahtangga lain yang lebih layak menerima bantuan.
 

Inilah Faktor Yang Membuat Persentase Penduduk Miskin Menurun Tahun 2018






Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2017–
Maret 2018 antara lain adalah sebagai berikut:

  • Selama periode  September 2017–Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 1,92 persen.

  • Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk rumah tangga yang berada di 40 persen lapisan terbawah selama periode September 2017–Maret 2018 tumbuh 3,06 persen.
  • Bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,6 persen pada Triwulan I 2018, lebih tinggi dibanding Triwulan I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.
  • Program Beras Sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada Triwulan I telah tersalurkan sesuai jadwal. Berdasarkan data Bulog, realisasi distribusi bantuan sosial Program Beras Sejahtera (Rastra) pada Januari 2018 sebesar 99,65 persen, pada Februari 2018 sebesar 99,66 persen, dan pada Maret 2018 sebesar 99,62 persen.
  • Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2018 berada di atas angka 100, yaitu 101,94.

  • Kenaikan harga beras yang cukup tinggi, yaitu mencapai 8,57 persen pada periode September 2017–Maret 2018, disinyalir mengakibatkan penurunan kemiskinan menjadi tidak secepat periode Maret 2017–September 2017. Pada periode Maret 2017–September 2017, harga beras relatif tidak berubah.
Sumber : Badan Pusat Statistik 

Angka Kemiskinan dan Latahnya Politisi Oposisi




Setiap tahun kejadian meributkan Garis Kemiskinan (GK) berulang terus. Tidak heran karena GK merupakan cikal bakal terbentuknya persentase jumlah penduduk miskin. Banyak sekali pihak yang menganggap GK sebesar Rp 401.220,- setiap orang perbulan terlalu rendah.

Terlepas dari rasionalkah GK sebesar 401.220, penulis menganggap keributan penetuan batas orang miskin ini sebagai bentuk kelatahan para politikus oposisi pemerintah dalam hal mengkritisi kinerja pemerintahan. Apalagi persentase penduduk miskin yang baru dirilis Badan Pusat Statistik beberapa hari yang lalu hanya mencapai 1 digit dan kejadian ini adalah yang pertama sejak Indonesia merdeka.

Kondisi inilah mungkin menyebabkan para politikus oposisi gerah, akhirnya dengan segala keramaian yang ada di medsos, viralah perihal Garis Kemiskinan yang dirasakan tidak rasional. Bahkan beberapa orang yang kreatif dalam hal membuat meme langsung membuat karya-karya terbaik mereka untuk mengkritisi Angka Garis Kemiskinan yang hanya bernilai 400 ribu rupiah. Diartikel ini penulis tidak akan menjelaskan apakah angka tersebut sudah rasional atau belum, karena sudah banyak pakar yang menjelaskan perihal Garis Kemiskinan.

Penulis hanya mengajak kepada pembaca bahwa marilah kita berpikir jernih bahwa Garis Kemiskinan yang telah dihitung BPS bukanlah angka yang keluar tiba-tiba. BPS tentunya memiliki metode dan data yang akurat untuk mengeluarkan angka tersebut.

Alangkah baiknya jika pihak-pihak yang merasa angka garis kemiskinan tersebut tidak rasional, silahkan mengkritisi secara ilmiah dengan mengajukan garis kemiskinan yang menurut pembaca lebih rasional, tentunya lengkap dengan metode yang ilmiah juga.

Untuk para politisi oposisi, sebetulnya masih banyak celah untuk mengkritisi kinerja pemerintahan selain angka kemiskinan. Sebagai pengetahuan pembaca, pemerintah mulai dari zaman Soeharto sampai dengan Jokowi sangat rajin memberikan bantuan kepada masyarakat, mulai dari bantuan rumah, bantuan bibit, benih, bantuan uang sekolah dan lain-lain. Artinya akan menjadi lucu jika banyaknya bantuan yang sudah banyak digelontorkan tidak mengurangi jumlah penduduk miskin.

Sebagai penutup tulisan ini penulis hanya ingin memberikan saran kepada para politisi oposisi, kritiklah pemerintah dengan data yang akurat, contoh nyata adalah hutang negara membengkak sejak era pemerintahan jokowi, mungkin topik inilah yang cocok sebagai amunisi ampuh para oposisi mengkritik pemerintahan.

Tahun 2016, Manusia Indonesia Naik Level

gambar : https://cicifera.wordpress.com



Beberapa waktu yang lalu, Badan Pusat Statistik kembali merilis angka Indeks Pembangunan Manusia  (IPM) tahun 2016. Hasilnya, nilai IPM Indonesia tahun 2016 sebesar 70,18, angka tersebut meningkat sedikit jika dibandingkan tahun 2015 (69,55). Peningkatan nilai IPM yang sedikit tersebut rupanya memberikan makna yang besar, pasalnya nilai IPM antara 70 sampai dengan 80 masuk kategori tinggi, sedangkan sebelumnya Indonesia masuk kategori Negara dengan nilai IPM sedang.

Nilai IPM itu sendiri dihitung berdasarkan 3 variabel yaitu angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita. Mari kita simak keadaan 3 variabel tersebut:


  •   Angka Harapan Hidup

Secara umum manusia Indonesia memiliki harapan hidup sampai dengan umur 70,90 tahun. Meningkat tipis jika dibandingkan tahun lalu (70,78 tahun). Jika dilihat menurut provinsi, penduduk Provinsi Yogyakarta memiliki angka harapan hidup paling tinggi  yaitu 74,71 tahun dan penduduk Provinsi Sulawesi Barat memiliki angka harapan hidup paling rendah yaitu 64,31 tahun. 

Terlepas dari umur yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, namun secara akademisi Angka harapan hidup ini sangat erat kaitannya dengan fasilitas kesehatan yang tersedia. Terbukti dengan data angka harapan hidup provinsi-provinsi di Pulau Jawa cenderung lebih besar dibandingkan provinsi-provinsi luar Pulau Jawa.
2.       

  • Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah
Rata-rata penduduk Indonesia bersekolah tahun 2016 adalah 7.95 tahun. Artinya mayoritas penduduk Indonesia hanya belajar sampai dengan kelas 2 SMP/sederajat. Keadaan ini sebetulnya menjadi pekerjaan rumah pemerintah mengingat angka harapan lama sekolah penduduk Indonesia adalah 12,72 tahun yang memiliki makna penduduk Indonesia berharap paling tidak meluluskan pendidikan jenjang SMA/Sederajat. Semoga beberapa tahun kedepan nilai rata-rata lama sekolah dengan harapan lama sekolah mendekati sama.
Jika dilihat menurut Provinsi, rata-rata lama sekolah tertinggi berada di Provinsi DKI Jakarta (10,88 tahun) dan paling rendah  berada di Provinsi Papua (6,15 tahun). Kondisi ini sebetulnya cukup miris, mengingat pemerintah menggratiskan biaya pendidikan sampai jenjang SMA/sederajat.

  •  Pengeluaran Setiap Orang dalam satu tahun
Pada tahun 2016, pengeluaran setiap penduduk dalam satu tahun sebesar 10,42 juta rupiah. Nilai tersebut lebih besar 270 ribu rupiah jika dibandingkan tahun 2015.

Pengeluaran setiap penduduk paling besar berada di Provinsi Kepulauan Riau (13,36 juta/tahun) dan paling rendah berada di Provinsi Papua (6,64 juta). Sumber: www.bps.go.id
Dari ketiga variabel tersebut menggambarkan bahwa meskipun IPM Indonesia sudah naik level menjadi kategori tinggi, namun pendidikan manusia Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan.