Friday, July 27, 2018

Nilai Tawar Batu Akik

Tahun 2014 mungkin menjadi titik nadir bangkitnya popularitas batu akik di Indonesia. Batu-batu akik produksi alam Indonesia satu persatu mulai unjuk gigi. Sebut saja batu Bacan yang berasal dari daerah Maluku dan Giok yang berasal dari Aceh. Keduanya merupakan salah satu batu akik populer pada saat ini dan beberapa waktu yang lalu.

Berbicara masalah harga batu akik, untuk saat ini belum ada suatu lembaga yang mengatur patokan harga batu akik. Akibatnya saat ini, jika kita berniat memiliki batu akik, harganya akan cukup bervariasi. Jangankan harga batu akik dengan merk yang berbeda, dengan merk yang sama, kita bisa mendapatkan harga yang berbeda dari beberapa penjual dan bisa saja harganya memiliki range yang cukup jauh. Kondisi ini menggambarkan bahwa jual beli batu akik pada saat ini belum memiliki konsep yang jelas.

Sebelum membahas lebih rinci mengenai mekanisme jual beli batu akik, saya ingin mengajak kita semua untuk mengingat kembali salah satu pasal UUD 1945 yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pasal 33 ayat 3 dengan jelas menyebutkan kekayaan alam dikuasai Negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Dengan dasar tersebut seharusnya kekayaan alam batu akik sudah seharusnya dikelola dan dikendalikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dan hasilnya digunakan untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Kondisi saat ini jelas bertentangan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hanya orang-orang pemilik alat pemotong batu yang menikmati hasilnya. Sedangkan masyarakat sekitar yang tidak memiliki modal untuk membeli alat pemotong tidak bisa menikmati hasil alam yang ada disekitarnya. Selain itu, penambangan batu akik tanpa kontrol dari pemerintah bisa mengganggu keseimbangan alam. Tentu saja bahaya banjir bandang dan tanah longsor akan mengintai daerah tempat penambangan batu akik yang dilakukan secara membabi buta.

Beberapa manfaat jika penambangan batu akik dibawah kontrol pemerintah yang pertama adalah penambangan yang memperhatikan lingkungan. Setiap pemerintah daerah tentunya memiliki tenaga ahli dalam bidang pertambangan dan pemerhati lingkungan. Dengan dukungan tenaga ahli tersebut diharapkan penambangan batu akik akan lebih terarah.

Manfaat lain adalah meningkatkan pendapatan asli daerah. Pengambil alihan penambangan batu akik tentunya meningkatkan pendapatan pemerintah yang bisa digunakan untuk kemakmuran bersama. Para penambang tidak perlu khawatir penghasilannya menurun jika pengambil alihan penambangan batu akik diambil pemerintah, karena para penambang masih bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan batu akik ke konsumen. Dengan demikian, pemerintah mendapatkan posisi sebagai produsen dan penambang sebagai pedagang besar. Posisi penambang sebagai pedagang besar diharapkan masih memberikan penghasilan yang besar bagi para penambang.

Kembali lagi kepada pokok bahasan mekanisme jual beli batu akik. Dengan posisi sebagai produsen batu akik, lebih memudahkan pemerintah untuk mengontrol harga batu akik. Harga awal batu akik tentunya sudah ditetapkan pemerintah untuk dijual kepada penambang. Kemudian para penambang juga harus mematuhi batas atas harga batu akik yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan mekanisme tersebut, konsumen akhir akan terlindungi haknya untuk membeli suatu barang sesuai dengan kualitasnya.

Harga batu akik antar merk juga harus direkonsiliasikan oleh pemerintah. Sehingga ada panduan yang jelas bagi konsumen untuk mengetahui perbandingan harga batu akik yang satu dengan batu akik yang lain. Tentunya hasil rekonsiliasi harga dari tenaga ahli pemerintah akan lebih objektif dibandingkan harga yang beredar dipasaran saat ini.

Dengan mekanisme tersebut baru tercipta perlindungan konsumen dari sisi kerugian, artinya konsumen batu akik tidak akan kemahalan membeli batu akik. Namun kondisi itu belum cukup untuk membentuk profesionalisme jual beli batu akik.Jual beli batu akik dikatakan profesional jika sudah ada kejelasan harga dan jaminan menukarkan batu akik menjadi uang.

Hal ini tidak mustahil tercipta menyetarakan komoditas batu akik dengan emas dan berlian yang memiliki jaminan dijual kembali bahkan bisa menjadi komoditas alternatif investasi. Memang pada saat inipun pemilik batu akik masih mudah menjualnya lewat jejaring sosial seperti facebook maupun portal jual beli. Namun tidak semua batu bisa laku dengan cepat, padahal jika mekanisme jual beli batu akik sudah profesional sangat memungkinkan bagi pemilik batu akik untuk menukarkannya menjadi uang.

Belajar dari mekanisme jual beli emas, pemilik emas bisa setiap saat menukarkan simpanan emasnya menjadi uang kepada toko emas. Kita bandingkan dengan pemilik batu akik sekaliber batu Bacan atau Giok Nefrit, apakah dengan mudahnya menukarkan batu mereka menjadi uang ditoko batu akik? Tentu jawabannya adalah tidak.

Saat ini batu akik belum bisa menjadi komoditas investasi dikarenakan belum adanya sertifikat batu (beberapa daerah sudah mengeluarkan sertifikat). Kembali kita bandingkan dengan komoditas emas. Setiap emas memiliki sertifikat atau surat yang dikeluarkan oleh toko emas. Didalam surat tersebut tertera kandungan emas dan berat emas, sehingga toko emas manapun bisa membeli emas tersebut. Berkaca dari komoditas emas, maka komoditas batu juga harus menetapkan kriteria apa saja yang bisa menjadi indikator harga jual beli. Kemudian toko batu akik juga wajib menerapkan sistem jaminan buyback, artinya pembeli mendapatkan jaminan untuk menjual kembali batu yang sudah dibeli kepada toko asal batu tersebut.

Mekanisme penjualan batu akik dengan sistem seperti emas itulah yang akan menjaga popularitas batu akik kedepannya. Jika mekanisme jual beli batu akik tidak secepatnya diperbaiki, maka menurut saya geliat batu akik di tanah air tidak akan bertahan lama. Untuk itu kembali saya rangkum mekanisme jual beli batu akik yang profesional yang pertama adalah jaminan konsumen terhadap harga batu akik yang konsisten antar penjual, sertifikasi batu akik dan jaminan penjualan kembali kepada toko asal.

Harapan saya kedepannya, penambangan batu akik bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia, mekanisme jual beli batu akik yang jelas dan batu akik bisa menjadi komoditas alternatif investasi dikala harga emas yang cenderung stagnan 3 tahun terakhir.

No comments:

Post a Comment

Nilai Tawar Batu Akik

Tahun 2014 mungkin menjadi titik nadir bangkitnya popularitas batu akik di Indonesia. Batu-batu akik produksi alam Indonesia satu persatu mulai unjuk gigi. Sebut saja batu Bacan yang berasal dari daerah Maluku dan Giok yang berasal dari Aceh. Keduanya merupakan salah satu batu akik populer pada saat ini dan beberapa waktu yang lalu.

Berbicara masalah harga batu akik, untuk saat ini belum ada suatu lembaga yang mengatur patokan harga batu akik. Akibatnya saat ini, jika kita berniat memiliki batu akik, harganya akan cukup bervariasi. Jangankan harga batu akik dengan merk yang berbeda, dengan merk yang sama, kita bisa mendapatkan harga yang berbeda dari beberapa penjual dan bisa saja harganya memiliki range yang cukup jauh. Kondisi ini menggambarkan bahwa jual beli batu akik pada saat ini belum memiliki konsep yang jelas.

Sebelum membahas lebih rinci mengenai mekanisme jual beli batu akik, saya ingin mengajak kita semua untuk mengingat kembali salah satu pasal UUD 1945 yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pasal 33 ayat 3 dengan jelas menyebutkan kekayaan alam dikuasai Negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Dengan dasar tersebut seharusnya kekayaan alam batu akik sudah seharusnya dikelola dan dikendalikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dan hasilnya digunakan untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Kondisi saat ini jelas bertentangan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hanya orang-orang pemilik alat pemotong batu yang menikmati hasilnya. Sedangkan masyarakat sekitar yang tidak memiliki modal untuk membeli alat pemotong tidak bisa menikmati hasil alam yang ada disekitarnya. Selain itu, penambangan batu akik tanpa kontrol dari pemerintah bisa mengganggu keseimbangan alam. Tentu saja bahaya banjir bandang dan tanah longsor akan mengintai daerah tempat penambangan batu akik yang dilakukan secara membabi buta.

Beberapa manfaat jika penambangan batu akik dibawah kontrol pemerintah yang pertama adalah penambangan yang memperhatikan lingkungan. Setiap pemerintah daerah tentunya memiliki tenaga ahli dalam bidang pertambangan dan pemerhati lingkungan. Dengan dukungan tenaga ahli tersebut diharapkan penambangan batu akik akan lebih terarah.

Manfaat lain adalah meningkatkan pendapatan asli daerah. Pengambil alihan penambangan batu akik tentunya meningkatkan pendapatan pemerintah yang bisa digunakan untuk kemakmuran bersama. Para penambang tidak perlu khawatir penghasilannya menurun jika pengambil alihan penambangan batu akik diambil pemerintah, karena para penambang masih bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan batu akik ke konsumen. Dengan demikian, pemerintah mendapatkan posisi sebagai produsen dan penambang sebagai pedagang besar. Posisi penambang sebagai pedagang besar diharapkan masih memberikan penghasilan yang besar bagi para penambang.

Kembali lagi kepada pokok bahasan mekanisme jual beli batu akik. Dengan posisi sebagai produsen batu akik, lebih memudahkan pemerintah untuk mengontrol harga batu akik. Harga awal batu akik tentunya sudah ditetapkan pemerintah untuk dijual kepada penambang. Kemudian para penambang juga harus mematuhi batas atas harga batu akik yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan mekanisme tersebut, konsumen akhir akan terlindungi haknya untuk membeli suatu barang sesuai dengan kualitasnya.

Harga batu akik antar merk juga harus direkonsiliasikan oleh pemerintah. Sehingga ada panduan yang jelas bagi konsumen untuk mengetahui perbandingan harga batu akik yang satu dengan batu akik yang lain. Tentunya hasil rekonsiliasi harga dari tenaga ahli pemerintah akan lebih objektif dibandingkan harga yang beredar dipasaran saat ini.

Dengan mekanisme tersebut baru tercipta perlindungan konsumen dari sisi kerugian, artinya konsumen batu akik tidak akan kemahalan membeli batu akik. Namun kondisi itu belum cukup untuk membentuk profesionalisme jual beli batu akik.Jual beli batu akik dikatakan profesional jika sudah ada kejelasan harga dan jaminan menukarkan batu akik menjadi uang.

Hal ini tidak mustahil tercipta menyetarakan komoditas batu akik dengan emas dan berlian yang memiliki jaminan dijual kembali bahkan bisa menjadi komoditas alternatif investasi. Memang pada saat inipun pemilik batu akik masih mudah menjualnya lewat jejaring sosial seperti facebook maupun portal jual beli. Namun tidak semua batu bisa laku dengan cepat, padahal jika mekanisme jual beli batu akik sudah profesional sangat memungkinkan bagi pemilik batu akik untuk menukarkannya menjadi uang.

Belajar dari mekanisme jual beli emas, pemilik emas bisa setiap saat menukarkan simpanan emasnya menjadi uang kepada toko emas. Kita bandingkan dengan pemilik batu akik sekaliber batu Bacan atau Giok Nefrit, apakah dengan mudahnya menukarkan batu mereka menjadi uang ditoko batu akik? Tentu jawabannya adalah tidak.

Saat ini batu akik belum bisa menjadi komoditas investasi dikarenakan belum adanya sertifikat batu (beberapa daerah sudah mengeluarkan sertifikat). Kembali kita bandingkan dengan komoditas emas. Setiap emas memiliki sertifikat atau surat yang dikeluarkan oleh toko emas. Didalam surat tersebut tertera kandungan emas dan berat emas, sehingga toko emas manapun bisa membeli emas tersebut. Berkaca dari komoditas emas, maka komoditas batu juga harus menetapkan kriteria apa saja yang bisa menjadi indikator harga jual beli. Kemudian toko batu akik juga wajib menerapkan sistem jaminan buyback, artinya pembeli mendapatkan jaminan untuk menjual kembali batu yang sudah dibeli kepada toko asal batu tersebut.

Mekanisme penjualan batu akik dengan sistem seperti emas itulah yang akan menjaga popularitas batu akik kedepannya. Jika mekanisme jual beli batu akik tidak secepatnya diperbaiki, maka menurut saya geliat batu akik di tanah air tidak akan bertahan lama. Untuk itu kembali saya rangkum mekanisme jual beli batu akik yang profesional yang pertama adalah jaminan konsumen terhadap harga batu akik yang konsisten antar penjual, sertifikasi batu akik dan jaminan penjualan kembali kepada toko asal.

Harapan saya kedepannya, penambangan batu akik bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia, mekanisme jual beli batu akik yang jelas dan batu akik bisa menjadi komoditas alternatif investasi dikala harga emas yang cenderung stagnan 3 tahun terakhir.

No comments:

Post a Comment