Thursday, July 26, 2018

Manfaat Data Statistik

PADA Juli yang lalu, saya menonton satu pertandingan Basket Sea Games 2017 antara Timnas Indonesia melawan Timnas Thailand di satu stasiun TV swasta bersama seorang teman. Pertandingan tersebut dimenangkan Timnas Indonesia dengan skor 79-74. Seperti acara olahraga pada umumnya, saat berlangsung pertandingan maupun pertandingan sedang memasuki masa rehat, di layar kaca kita akan muncul statistik pertandingan yang sedang berlangsung.

Dengan cepat dan cermat otak saya segera mengomentari pertandingan berdasarkan data statistik yang sudah tersaji di layar kaca. Meskipun memenangkan pertandingan, rupanya Indonesia kalah dalam hal akurasi tembakan, di mana para pemain Thailand sepanjang pertandingan mampu mengukir angka 42% tembakannya masuk ke dalam basket, sedangkan pemain Indonesia hanya sebesar 34%. Namun Timnas Indonesia unggul dalam hal rebound, turnover dan steal. Tiga hal tersebutlah yang membuat Timnas Indonesia mampu memenangi pertandingan Semifinal Basket Sea Games 2017. Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia mampu mempertahankan prestasi Sea Games 2015, yaitu minimal medali perak.

Komentar saya pun langsung ditanggapi teman saya dengan pembahasan yang lebih ringan. Teman saya tadi ingin mengetahui lebih jauh, siapa yang memenangkan pertandingan? Apa pengaruhnya data-data statistik yang saya paparkan tadi terhadap hasil akhir pertandingan? Saya pun segera menjelaskan kepada mukidi bahwa pertandingan tetap dimenangkan oleh Timnas Indonesia, meskipun menurut data statistik ada beberapa aspek Timnas Indonesia kalah dari timnas Thailand. (Ternyata teman saya kurang paham peraturan olahraga, sehingga tidak mengerti statistik mana yang digunakan untuk mengetahui timnas yang memenangkan pertandingan).

Singkat cerita, teman saya itu pun sempat melontarkan kalimat yang cukup menggelitik hati saya, “berarti data statistik seperti field goald, rebound, turnover, dan steal dalam suatu pertandingan basket tidak ada gunanya ya?”. Saya coba menjawab pertanyaan teman saya itu dengan berbagai jurus gaya bahasa. Bahwa, memang betul data statistik seperti field goald, rebound, turnover, dan steal tidak sebagai penentu siapa yang memenangkan pertandingan pada saat ini. Namun bagi sebagian besar pelatih basket, data statistik pertandingan sangat penting untuk pertandingan-pertandingan tim tersebut ke depan. Dengan kata lain, data statistik pertandingan sangat bisa menjadi bahan evaluasi suatu tim basket, di mana letak kelemahan ditubuh tim tersebut.

Dari data statistik field goald yang artinya persentase jumlah tembakan yang masuk bisa menjadi tolak ukur seberapa besar kemampuan menembak pemain-pemain dibawah tim asuhannya. Jika field goald rendah, maka pelatih basket akan memberikan porsi latihan menembak yang lebih banyak lagi kepada para pemainnya. Kemudian jika angka rebound atau perebutan bola bebas setelah tembakan tidak masuk itu lebih kecil dibandingkan dengan lawan mainnya, maka bisa disimpulkan pemain tim tersebut kalah dalam hal tinggi badan maupun loncatan.

Jika angka turnover lebih banyak dibandingkan dengan tim lawan, artinya permainan tim kita masih terlalu ceroboh dan yang terakhir jika angka steal kita lebih rendah dari tim lawan bisa diartikan pertahanan kita masih kalah dibandingkan tim lawan. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, teman saya baru memahami kegunaan dari data statistik pertandingan yang ditayangkan pada saat pertandingan basket di TV tersebut.
Gambaran nyata

Cerita di atas merupakan gambaran nyata sebagian masyarakat Indonesia terhadap data. Menjadi makanan sehari-hari bagi para “pejuang” data dalam mengumpulkan data di lapangan mendapatkan perlakuan responden yang tidak welcome terhadap kegiatan pendataan/survei. Banyak sekali anggapan dari responden bahwa tidak ada untungnya memberikan data kepada petugas survei.

Sikap tersebut sebetulnya mirip dengan cerita teman saya di atas, bahwa benar memang pendataan yang biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tidak akan mempengaruhi kesuksesan usahanya saat ini. Namun data hasil survei bisa dimanfaatkan untuk evaluasi usahanya untuk masa depan.

Sebagai contoh adalah kegiatan yang paling anyar dilakukan oleh BPS yaitu Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) Lanjutan untuk mendata lebih lanjut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hasil Kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat bagi setiap responden maupun pemerintah. Bagi pemerintah, kegiatan ini adalah sebagai bahan evaluasi seberapa besar perkembangan perekonomian suatu daerah jika dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya, yaitu Sensus Ekonomi 2006. Hasil kegiatan ini akan menjabarkan secara gamblang sektor ekonomi mana saja yang tumbuh dengan pesat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Mungkin sebagian besar orang masih bertanya-tanya apa manfaat Sensus Ekonomi 2016 bagi pelaku usaha? Jawaban dari pertanyaan tersebut salah satunya adalah bermanfaat untuk melihat peluang usaha dan evaluasi usaha yang sudah berjalan. Sebagai contoh, mengapa hasil SE2016 berguna untuk melihat peluang usaha, antara lain hasil tabulasi usaha menurut sektor bahkan menurut jenis usahanya bisa ditampilkan BPS kabupaten/kota sampai dengan level kecamatan.

Dengan tabulasi tersebut, kita akan mengetahui usaha apa saja yang belum banyak bahkan belum ada pada kecamatan tersebut. Sebagai ilustrasi, ada seorang yang akan membuka usaha warung makan di suatu kecamatan, namun berdasarkan hasil evaluasi SE2016, jumlah warung makan di kecamatan tersebut sudah banyak, maka pengusaha tersebut perlu menghitung ulang peluang membuka usahanya di kecamatan lain yang jumlah warung makannya masih sedikit. Dengan kondisi tersebut calon pengusaha sangat terbantu dalam menentukan tempat usaha yang paling ideal.

Kemudian bagi kalangan pengusaha yang sudah menjalankan usahanya, bisa membandingkan pengeluaran proses produksi dengan usaha lain. Hal ini mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa SE2016 lanjutan akan menyajikan lebih rinci pengeluaran dan pendapatan masing-masing usaha. Dengan demikian para pengusaha akan mengetahui pengeluaran yang paling ideal untuk menjalankan usahanya berapa persen dari total omset yang didapatkan. Jika selama ini biaya produksi usahanya di atas rata-rata, maka si pengusaha harus mengevaluasi pengeluaran dalam proses produksinya, sehingga ia bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Demikianlah gambaran mengenai seberapa besar manfaat data statistik untuk kemajuan bersama. Sesuai dengan tema Hari Statistik Nasional yang jatuh pada 26 September 2017 ini, yaitu “Kerja Bersama dengan Data”, maka marilah kita sama-sama memberikan data apa adanya kepada para petugas survei dan sensus demi kemajuan bangsa Indonesia. Ingat, memberikan data kepada petugas survei/sensus, maka sama saja dengan menatap masa depan yang lebih baik.


No comments:

Post a Comment

Manfaat Data Statistik

PADA Juli yang lalu, saya menonton satu pertandingan Basket Sea Games 2017 antara Timnas Indonesia melawan Timnas Thailand di satu stasiun TV swasta bersama seorang teman. Pertandingan tersebut dimenangkan Timnas Indonesia dengan skor 79-74. Seperti acara olahraga pada umumnya, saat berlangsung pertandingan maupun pertandingan sedang memasuki masa rehat, di layar kaca kita akan muncul statistik pertandingan yang sedang berlangsung.

Dengan cepat dan cermat otak saya segera mengomentari pertandingan berdasarkan data statistik yang sudah tersaji di layar kaca. Meskipun memenangkan pertandingan, rupanya Indonesia kalah dalam hal akurasi tembakan, di mana para pemain Thailand sepanjang pertandingan mampu mengukir angka 42% tembakannya masuk ke dalam basket, sedangkan pemain Indonesia hanya sebesar 34%. Namun Timnas Indonesia unggul dalam hal rebound, turnover dan steal. Tiga hal tersebutlah yang membuat Timnas Indonesia mampu memenangi pertandingan Semifinal Basket Sea Games 2017. Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia mampu mempertahankan prestasi Sea Games 2015, yaitu minimal medali perak.

Komentar saya pun langsung ditanggapi teman saya dengan pembahasan yang lebih ringan. Teman saya tadi ingin mengetahui lebih jauh, siapa yang memenangkan pertandingan? Apa pengaruhnya data-data statistik yang saya paparkan tadi terhadap hasil akhir pertandingan? Saya pun segera menjelaskan kepada mukidi bahwa pertandingan tetap dimenangkan oleh Timnas Indonesia, meskipun menurut data statistik ada beberapa aspek Timnas Indonesia kalah dari timnas Thailand. (Ternyata teman saya kurang paham peraturan olahraga, sehingga tidak mengerti statistik mana yang digunakan untuk mengetahui timnas yang memenangkan pertandingan).

Singkat cerita, teman saya itu pun sempat melontarkan kalimat yang cukup menggelitik hati saya, “berarti data statistik seperti field goald, rebound, turnover, dan steal dalam suatu pertandingan basket tidak ada gunanya ya?”. Saya coba menjawab pertanyaan teman saya itu dengan berbagai jurus gaya bahasa. Bahwa, memang betul data statistik seperti field goald, rebound, turnover, dan steal tidak sebagai penentu siapa yang memenangkan pertandingan pada saat ini. Namun bagi sebagian besar pelatih basket, data statistik pertandingan sangat penting untuk pertandingan-pertandingan tim tersebut ke depan. Dengan kata lain, data statistik pertandingan sangat bisa menjadi bahan evaluasi suatu tim basket, di mana letak kelemahan ditubuh tim tersebut.

Dari data statistik field goald yang artinya persentase jumlah tembakan yang masuk bisa menjadi tolak ukur seberapa besar kemampuan menembak pemain-pemain dibawah tim asuhannya. Jika field goald rendah, maka pelatih basket akan memberikan porsi latihan menembak yang lebih banyak lagi kepada para pemainnya. Kemudian jika angka rebound atau perebutan bola bebas setelah tembakan tidak masuk itu lebih kecil dibandingkan dengan lawan mainnya, maka bisa disimpulkan pemain tim tersebut kalah dalam hal tinggi badan maupun loncatan.

Jika angka turnover lebih banyak dibandingkan dengan tim lawan, artinya permainan tim kita masih terlalu ceroboh dan yang terakhir jika angka steal kita lebih rendah dari tim lawan bisa diartikan pertahanan kita masih kalah dibandingkan tim lawan. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, teman saya baru memahami kegunaan dari data statistik pertandingan yang ditayangkan pada saat pertandingan basket di TV tersebut.
Gambaran nyata

Cerita di atas merupakan gambaran nyata sebagian masyarakat Indonesia terhadap data. Menjadi makanan sehari-hari bagi para “pejuang” data dalam mengumpulkan data di lapangan mendapatkan perlakuan responden yang tidak welcome terhadap kegiatan pendataan/survei. Banyak sekali anggapan dari responden bahwa tidak ada untungnya memberikan data kepada petugas survei.

Sikap tersebut sebetulnya mirip dengan cerita teman saya di atas, bahwa benar memang pendataan yang biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tidak akan mempengaruhi kesuksesan usahanya saat ini. Namun data hasil survei bisa dimanfaatkan untuk evaluasi usahanya untuk masa depan.

Sebagai contoh adalah kegiatan yang paling anyar dilakukan oleh BPS yaitu Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) Lanjutan untuk mendata lebih lanjut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hasil Kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat bagi setiap responden maupun pemerintah. Bagi pemerintah, kegiatan ini adalah sebagai bahan evaluasi seberapa besar perkembangan perekonomian suatu daerah jika dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya, yaitu Sensus Ekonomi 2006. Hasil kegiatan ini akan menjabarkan secara gamblang sektor ekonomi mana saja yang tumbuh dengan pesat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Mungkin sebagian besar orang masih bertanya-tanya apa manfaat Sensus Ekonomi 2016 bagi pelaku usaha? Jawaban dari pertanyaan tersebut salah satunya adalah bermanfaat untuk melihat peluang usaha dan evaluasi usaha yang sudah berjalan. Sebagai contoh, mengapa hasil SE2016 berguna untuk melihat peluang usaha, antara lain hasil tabulasi usaha menurut sektor bahkan menurut jenis usahanya bisa ditampilkan BPS kabupaten/kota sampai dengan level kecamatan.

Dengan tabulasi tersebut, kita akan mengetahui usaha apa saja yang belum banyak bahkan belum ada pada kecamatan tersebut. Sebagai ilustrasi, ada seorang yang akan membuka usaha warung makan di suatu kecamatan, namun berdasarkan hasil evaluasi SE2016, jumlah warung makan di kecamatan tersebut sudah banyak, maka pengusaha tersebut perlu menghitung ulang peluang membuka usahanya di kecamatan lain yang jumlah warung makannya masih sedikit. Dengan kondisi tersebut calon pengusaha sangat terbantu dalam menentukan tempat usaha yang paling ideal.

Kemudian bagi kalangan pengusaha yang sudah menjalankan usahanya, bisa membandingkan pengeluaran proses produksi dengan usaha lain. Hal ini mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa SE2016 lanjutan akan menyajikan lebih rinci pengeluaran dan pendapatan masing-masing usaha. Dengan demikian para pengusaha akan mengetahui pengeluaran yang paling ideal untuk menjalankan usahanya berapa persen dari total omset yang didapatkan. Jika selama ini biaya produksi usahanya di atas rata-rata, maka si pengusaha harus mengevaluasi pengeluaran dalam proses produksinya, sehingga ia bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Demikianlah gambaran mengenai seberapa besar manfaat data statistik untuk kemajuan bersama. Sesuai dengan tema Hari Statistik Nasional yang jatuh pada 26 September 2017 ini, yaitu “Kerja Bersama dengan Data”, maka marilah kita sama-sama memberikan data apa adanya kepada para petugas survei dan sensus demi kemajuan bangsa Indonesia. Ingat, memberikan data kepada petugas survei/sensus, maka sama saja dengan menatap masa depan yang lebih baik.


No comments:

Post a Comment