PADA Juli yang lalu, saya menonton satu
pertandingan Basket Sea Games 2017 antara Timnas Indonesia melawan
Timnas Thailand di satu stasiun TV swasta bersama seorang teman.
Pertandingan tersebut dimenangkan Timnas Indonesia dengan skor 79-74.
Seperti acara olahraga pada umumnya, saat berlangsung pertandingan
maupun pertandingan sedang memasuki masa rehat, di layar kaca kita akan
muncul statistik pertandingan yang sedang berlangsung.
Dengan cepat dan cermat otak saya segera mengomentari pertandingan
berdasarkan data statistik yang sudah tersaji di layar kaca. Meskipun
memenangkan pertandingan, rupanya Indonesia kalah dalam hal akurasi
tembakan, di mana para pemain Thailand sepanjang pertandingan mampu
mengukir angka 42% tembakannya masuk ke dalam basket, sedangkan pemain
Indonesia hanya sebesar 34%. Namun Timnas Indonesia unggul dalam hal
rebound, turnover dan steal. Tiga hal tersebutlah yang membuat Timnas
Indonesia mampu memenangi pertandingan Semifinal Basket Sea Games 2017.
Kemenangan ini membuat Timnas Indonesia mampu mempertahankan prestasi
Sea Games 2015, yaitu minimal medali perak.
Komentar
saya pun langsung ditanggapi teman saya dengan pembahasan yang lebih
ringan. Teman saya tadi ingin mengetahui lebih jauh, siapa yang
memenangkan pertandingan? Apa pengaruhnya data-data statistik yang saya
paparkan tadi terhadap hasil akhir pertandingan? Saya pun segera
menjelaskan kepada mukidi bahwa pertandingan tetap dimenangkan oleh
Timnas Indonesia, meskipun menurut data statistik ada beberapa aspek
Timnas Indonesia kalah dari timnas Thailand. (Ternyata teman saya kurang
paham peraturan olahraga, sehingga tidak mengerti statistik mana yang
digunakan untuk mengetahui timnas yang memenangkan pertandingan).
Singkat cerita, teman saya itu pun sempat melontarkan kalimat yang
cukup menggelitik hati saya, “berarti data statistik seperti field
goald, rebound, turnover, dan steal dalam suatu pertandingan basket
tidak ada gunanya ya?”. Saya coba menjawab pertanyaan teman saya itu
dengan berbagai jurus gaya bahasa. Bahwa, memang betul data statistik
seperti field goald, rebound, turnover, dan steal tidak sebagai penentu
siapa yang memenangkan pertandingan pada saat ini. Namun bagi sebagian
besar pelatih basket, data statistik pertandingan sangat penting untuk
pertandingan-pertandingan tim tersebut ke depan. Dengan kata lain, data
statistik pertandingan sangat bisa menjadi bahan evaluasi suatu tim
basket, di mana letak kelemahan ditubuh tim tersebut.
Dari data statistik field goald yang artinya persentase jumlah
tembakan yang masuk bisa menjadi tolak ukur seberapa besar kemampuan
menembak pemain-pemain dibawah tim asuhannya. Jika field goald rendah,
maka pelatih basket akan memberikan porsi latihan menembak yang lebih
banyak lagi kepada para pemainnya. Kemudian jika angka rebound atau
perebutan bola bebas setelah tembakan tidak masuk itu lebih kecil
dibandingkan dengan lawan mainnya, maka bisa disimpulkan pemain tim
tersebut kalah dalam hal tinggi badan maupun loncatan.
Jika angka turnover lebih banyak dibandingkan dengan tim lawan,
artinya permainan tim kita masih terlalu ceroboh dan yang terakhir jika
angka steal kita lebih rendah dari tim lawan bisa diartikan pertahanan
kita masih kalah dibandingkan tim lawan. Setelah mendengarkan penjelasan
tersebut, teman saya baru memahami kegunaan dari data statistik
pertandingan yang ditayangkan pada saat pertandingan basket di TV
tersebut.
Gambaran nyataCerita di atas merupakan gambaran nyata sebagian masyarakat Indonesia terhadap data. Menjadi makanan sehari-hari bagi para “pejuang” data dalam mengumpulkan data di lapangan mendapatkan perlakuan responden yang tidak welcome terhadap kegiatan pendataan/survei. Banyak sekali anggapan dari responden bahwa tidak ada untungnya memberikan data kepada petugas survei.
Sikap tersebut sebetulnya mirip dengan cerita teman saya di atas, bahwa benar memang pendataan yang biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
saat ini tidak akan mempengaruhi kesuksesan usahanya saat ini. Namun
data hasil survei bisa dimanfaatkan untuk evaluasi usahanya untuk masa
depan.
Sebagai contoh adalah kegiatan yang paling anyar dilakukan oleh BPS
yaitu Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) Lanjutan untuk mendata lebih lanjut
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hasil Kegiatan ini tentunya
sangat bermanfaat bagi setiap responden maupun pemerintah. Bagi
pemerintah, kegiatan ini adalah sebagai bahan evaluasi seberapa besar
perkembangan perekonomian suatu daerah jika dibandingkan dengan hasil
sensus sebelumnya, yaitu Sensus Ekonomi 2006. Hasil kegiatan ini akan
menjabarkan secara gamblang sektor ekonomi mana saja yang tumbuh dengan pesat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Mungkin sebagian besar orang masih bertanya-tanya apa manfaat Sensus
Ekonomi 2016 bagi pelaku usaha? Jawaban dari pertanyaan tersebut salah
satunya adalah bermanfaat untuk melihat peluang usaha dan evaluasi usaha
yang sudah berjalan. Sebagai contoh, mengapa hasil SE2016 berguna untuk
melihat peluang usaha, antara lain hasil tabulasi usaha menurut sektor
bahkan menurut jenis usahanya bisa ditampilkan BPS kabupaten/kota sampai
dengan level kecamatan.
Dengan tabulasi tersebut, kita akan mengetahui usaha apa saja yang
belum banyak bahkan belum ada pada kecamatan tersebut. Sebagai
ilustrasi, ada seorang yang akan membuka usaha warung makan di suatu
kecamatan, namun berdasarkan hasil evaluasi SE2016, jumlah warung makan
di kecamatan tersebut sudah banyak, maka pengusaha tersebut perlu
menghitung ulang peluang membuka usahanya di kecamatan lain yang jumlah
warung makannya masih sedikit. Dengan kondisi tersebut calon pengusaha
sangat terbantu dalam menentukan tempat usaha yang paling ideal.
Kemudian bagi kalangan pengusaha yang sudah menjalankan usahanya,
bisa membandingkan pengeluaran proses produksi dengan usaha lain. Hal
ini mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa SE2016 lanjutan akan
menyajikan lebih rinci pengeluaran dan pendapatan masing-masing usaha.
Dengan demikian para pengusaha akan mengetahui pengeluaran yang paling
ideal untuk menjalankan usahanya berapa persen dari total omset yang
didapatkan. Jika selama ini biaya produksi usahanya di atas rata-rata,
maka si pengusaha harus mengevaluasi pengeluaran dalam proses
produksinya, sehingga ia bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Demikianlah gambaran mengenai seberapa besar manfaat data statistik
untuk kemajuan bersama. Sesuai dengan tema Hari Statistik Nasional yang
jatuh pada 26 September 2017 ini, yaitu “Kerja Bersama dengan Data”,
maka marilah kita sama-sama memberikan data apa adanya kepada para
petugas survei dan sensus demi kemajuan bangsa Indonesia. Ingat,
memberikan data kepada petugas survei/sensus, maka sama saja dengan
menatap masa depan yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment