Thursday, September 26, 2019

Pengalaman Mengikuti International Conference Researcher Day 2019 BKF (keuntungan, biaya dan fasilitas)


Bagi para peneliti, kegiatan seminar dan konferensi adalah sebuah rutinitas yang diikuti hampir setiap tahunnya. Namun berbeda dengan pandangan para mahasiswa S1/S2 atau sebagian besar aparatur sipil negara (ASN). Konferensi tingkat nasional bahkan internasional merupakan kegiatan yang masih asing bagi mereka. Keuntungan, manfaat dari mengikuti kegiatan konferensi juga masih banyak yang belum tahun. Sebagian orang malah langsung mengatakan kegiatan konferensi tidak memiliki keuntungan.

Pada akhir Bulan Agustus 2019 lalu, tepatnya 28-29 Agustus 2019 saya berkesempatan mengikuti sebuah konferensi bertaraf internasional yang diadakan Badan Kebijakan Fiskal. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengalaman perihal kegiatan konferensi tersebut.

Sebelum saya bahas tentang kegiatan konferensi internasional yang bertajuk Researcher Day 2019, saya ingin menekan disini bahwa untuk bisa mengikuti kegiatan konferensi ada beberapa yang harus disiapkan antara lain
  1. Untuk bisa menghadiri kegiatan konferensi, kita bisa berstatus sebagai presenter/pemakalah atau hanya sebagai peserta biasa.Untuk menjadi presenter anda harus mengirim full paper sesuai dengan kriteria panitia. Untuk menjadi peserta, biasanya anda harus menjadi tamu undangan dari panitia atau beberapa konferensi mengundang para peserta yang sudah mengirim abstrak namun tidak menyelesaikan full paper.
  2. Konferensi baik berskala internasional maupun nasional kebanyakan tidak gratis. Untuk pemakalah pada level nasional biasanya berkisar Rp 300.000,- sd Rp 500.000,-. Untuk level internasional konferensi biaya menjadi pemakalah bisa mencapai 250 US$, atau jika dirupiahkan bisa mencapai Rp 3.500.000,-. Untuk menjadi peserta, biasanya malah biayanya jauh lebih murah. Kebetulan untuk kegiatan Researcher Day yang saya ikuti tidak dipungut biaya. Artinya ada beberapa event yang biasa kita ikuti secara gratis.
  3. Dana pribadi untuk akomodasi dan transportasi, karena kebanyakan panitia tidak menanggung biaya akomodasi dan transportasi peserta. Namun beberapa event, panitia menyediakan akomodasi penginapan bagi para pemakalah.
Kurang lebih tiga hal tersebut harus diperhatikan jika anda ingin mengikuti kegiatan internasional dan nasional konferens.

Selanjutnya saya ingin membahas tentang keuntungan mengikuti sebuah konferensi. Bagi saya, tidak lengkap rasanya seorang mahasiswa S2 bahkan S3 belum pernah menjadi pemakalah sebuah event konferensi. Paling tidak, seorang mahasiswa S2 dan S3 seharusnya sudah memiliki pengalaman mengikuti sebuah konferensi. Konferensi bisa menjadi ajang kita untuk meningkatkan kapasitas dalam menyampaikan ide dan gagasan secara ilmiah. Melalui konferensi, kita juga bisa meluaskan jaringan. Mengingat peserta yang hadir disuatu acara konferensi semuanya hebat-hebat.
Keuntungan lain dari mengikuti konferensi adalah mendapatkan fasilitas seminar kit yang menarik. Lumayanlah,bisa dapet tumbler, flash disk, buku bacaan dan sebuah tas. Jika anda beruntung, diakhir seminar konferensi akan diumumkan tiga besar paper terbaik. Dan tentunya akan ada sejumlah uang yang didapatkan. Pada kesempatan pertama saya mengikuti internasional konferens,  dua paper yang saya submit belum ada yang masuk tiga besar hehe.

Tambahan, pada hari kedua konfenrensi, salah satu pimpinan BPS RI yaitu Bapak Setianto (Direktur Neraca Produksi) turut hadir sebagai narasumber dalam suatu sesi seminar. Materi yang disampaikan Pak Setianto bisa diunduh di link download.
Mungkin itu saja pengalaman singkat saya mengikuti sebuah internasional konferens. Terimakasih.
Nantikan sharing pengalaman saya mengikuti East Java Economic Forum 6 th.

1 comment:

  1. https://fadilladwianti.com/2016/07/19/pengalaman-pertama-mengikuti-konferensi-internasional/comment-page-1/?unapproved=1086&moderation-hash=ccbfd494e6d2c831bae525271abc4c79#comment-1086

    ReplyDelete

Pengalaman Mengikuti International Conference Researcher Day 2019 BKF (keuntungan, biaya dan fasilitas)


Bagi para peneliti, kegiatan seminar dan konferensi adalah sebuah rutinitas yang diikuti hampir setiap tahunnya. Namun berbeda dengan pandangan para mahasiswa S1/S2 atau sebagian besar aparatur sipil negara (ASN). Konferensi tingkat nasional bahkan internasional merupakan kegiatan yang masih asing bagi mereka. Keuntungan, manfaat dari mengikuti kegiatan konferensi juga masih banyak yang belum tahun. Sebagian orang malah langsung mengatakan kegiatan konferensi tidak memiliki keuntungan.

Pada akhir Bulan Agustus 2019 lalu, tepatnya 28-29 Agustus 2019 saya berkesempatan mengikuti sebuah konferensi bertaraf internasional yang diadakan Badan Kebijakan Fiskal. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengalaman perihal kegiatan konferensi tersebut.

Sebelum saya bahas tentang kegiatan konferensi internasional yang bertajuk Researcher Day 2019, saya ingin menekan disini bahwa untuk bisa mengikuti kegiatan konferensi ada beberapa yang harus disiapkan antara lain
  1. Untuk bisa menghadiri kegiatan konferensi, kita bisa berstatus sebagai presenter/pemakalah atau hanya sebagai peserta biasa.Untuk menjadi presenter anda harus mengirim full paper sesuai dengan kriteria panitia. Untuk menjadi peserta, biasanya anda harus menjadi tamu undangan dari panitia atau beberapa konferensi mengundang para peserta yang sudah mengirim abstrak namun tidak menyelesaikan full paper.
  2. Konferensi baik berskala internasional maupun nasional kebanyakan tidak gratis. Untuk pemakalah pada level nasional biasanya berkisar Rp 300.000,- sd Rp 500.000,-. Untuk level internasional konferensi biaya menjadi pemakalah bisa mencapai 250 US$, atau jika dirupiahkan bisa mencapai Rp 3.500.000,-. Untuk menjadi peserta, biasanya malah biayanya jauh lebih murah. Kebetulan untuk kegiatan Researcher Day yang saya ikuti tidak dipungut biaya. Artinya ada beberapa event yang biasa kita ikuti secara gratis.
  3. Dana pribadi untuk akomodasi dan transportasi, karena kebanyakan panitia tidak menanggung biaya akomodasi dan transportasi peserta. Namun beberapa event, panitia menyediakan akomodasi penginapan bagi para pemakalah.
Kurang lebih tiga hal tersebut harus diperhatikan jika anda ingin mengikuti kegiatan internasional dan nasional konferens.

Selanjutnya saya ingin membahas tentang keuntungan mengikuti sebuah konferensi. Bagi saya, tidak lengkap rasanya seorang mahasiswa S2 bahkan S3 belum pernah menjadi pemakalah sebuah event konferensi. Paling tidak, seorang mahasiswa S2 dan S3 seharusnya sudah memiliki pengalaman mengikuti sebuah konferensi. Konferensi bisa menjadi ajang kita untuk meningkatkan kapasitas dalam menyampaikan ide dan gagasan secara ilmiah. Melalui konferensi, kita juga bisa meluaskan jaringan. Mengingat peserta yang hadir disuatu acara konferensi semuanya hebat-hebat.
Keuntungan lain dari mengikuti konferensi adalah mendapatkan fasilitas seminar kit yang menarik. Lumayanlah,bisa dapet tumbler, flash disk, buku bacaan dan sebuah tas. Jika anda beruntung, diakhir seminar konferensi akan diumumkan tiga besar paper terbaik. Dan tentunya akan ada sejumlah uang yang didapatkan. Pada kesempatan pertama saya mengikuti internasional konferens,  dua paper yang saya submit belum ada yang masuk tiga besar hehe.

Tambahan, pada hari kedua konfenrensi, salah satu pimpinan BPS RI yaitu Bapak Setianto (Direktur Neraca Produksi) turut hadir sebagai narasumber dalam suatu sesi seminar. Materi yang disampaikan Pak Setianto bisa diunduh di link download.
Mungkin itu saja pengalaman singkat saya mengikuti sebuah internasional konferens. Terimakasih.
Nantikan sharing pengalaman saya mengikuti East Java Economic Forum 6 th.

1 comment:

  1. https://fadilladwianti.com/2016/07/19/pengalaman-pertama-mengikuti-konferensi-internasional/comment-page-1/?unapproved=1086&moderation-hash=ccbfd494e6d2c831bae525271abc4c79#comment-1086

    ReplyDelete