Sunday, July 29, 2018

Main Basket Di Gayo Lues

Jika anda mengenal Tari Saman, sudah seharusnya mengenal Kabupaten Gayo Lues. Memang tidak banyak yang mengenal keberadaan Kabupaten ini. Tari Saman lebih dikenal berasar dari Provinsi Aceh. Padahal dari Kabupaten Gayo Lueslah Tari Saman ini berasal. Jika anda ingin menyaksikan secara langsung Tari Saman yang sesungguhnya/ orisinil berkunjunglah ke kabupaten ini. Pada kesempatan ini saya tidak akan menceritakan panjang lebar perihal Tari Saman Gayo Lues, mungkin suatu saat saya akan menulisnya.


Sejenak mari tinggalkan cerita Tari Saman. Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu daerah otonom baru di Aceh yang berdiri Tahun 2002. Sebagai wilayah yang mayoritas merupakan pegunungan dan kawasan hutan lindung, penduduk Gayo Lues masih awam sekali perihal Olahraga. Anak-anak muda di Gayo Lues kegiatan sehari-harinya masih belum memiliki banyak pilihan untuk mengembangkan diri.

Tari Samanlah satu-satunya pilihan olahraga yang bisa ditekuni pemuda Gayo Lues. Tidak seperti wilayah Aceh lainnya yang sudah maju perihal fasilitas Olahraga seperti Stadion Sepakbola, Gayo Lues baru memiliki stadion sepakbola tepatnya pada tahun 2010. Diera kepemimpinan Ibnu Hasyim saat itu, Gayo Lues mendirikan Lapangan Sepak Bola dan Lapangan Pacuan Kuda.

Selain pembangunan lapangan tersebut, pemerintah saat itu juga membangun Lapangan Bola Basket di setiap sekolah menengah atas. Namun sayangnya pembangunan Lapangan Basket tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan guru olahraga mengajar cabang olahraga ini. Dampaknya adalah Lapangan Basket yang sudah dibangun tidak optimal dimanfaatkan anak-anak. Kebanyakan anak-anak SMA di Gayo Lues hanya bermain Otodidak.



Sebagai seorang yang memiliki hobi bola basket semasa sekolah dan kuliah dulu, saya merasa terpanggil untuk berbagi kecerian dan ilmu bermain basket kepada anak-anak Gayo Lues. Syukur alhamdulillah, gayunngpun bersambut, guru olahraga SMA Blang Jerango salah satu sekolah yang berjarak kurang lebih 10 Km dari pusat kota menawari saya melatih basket di SMA tersebut.


 Animo anak-anak untuk berlatih basket ternyata cukup besar. Nama-nama seperti Salihin, Yani, Riska Iwan adalah pemain-pemain yang cepat berkembang dalam bermain. Namun sejatinya yang terpenting adalah pemenuhan dan pemerataan fasilitaslah yang cukup berarti. Dari Sabang sampai merauke anak-anak muda di Indonesia berhak untuk mendapatkan fasilitas untuk mengambangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Paling tidak biar anak-anak muda yang masih labil ini tidak terjerumus kedalam kegiatan yang merusak masa depan mereka.


Apakabar anak-anak Gayo Lues? semoga kondisi saat ini jauh lebih baik dari tahun 2010. Salam dari Bumi Muda Sedia #Aceh Tamiang.

No comments:

Post a Comment

Main Basket Di Gayo Lues

Jika anda mengenal Tari Saman, sudah seharusnya mengenal Kabupaten Gayo Lues. Memang tidak banyak yang mengenal keberadaan Kabupaten ini. Tari Saman lebih dikenal berasar dari Provinsi Aceh. Padahal dari Kabupaten Gayo Lueslah Tari Saman ini berasal. Jika anda ingin menyaksikan secara langsung Tari Saman yang sesungguhnya/ orisinil berkunjunglah ke kabupaten ini. Pada kesempatan ini saya tidak akan menceritakan panjang lebar perihal Tari Saman Gayo Lues, mungkin suatu saat saya akan menulisnya.


Sejenak mari tinggalkan cerita Tari Saman. Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu daerah otonom baru di Aceh yang berdiri Tahun 2002. Sebagai wilayah yang mayoritas merupakan pegunungan dan kawasan hutan lindung, penduduk Gayo Lues masih awam sekali perihal Olahraga. Anak-anak muda di Gayo Lues kegiatan sehari-harinya masih belum memiliki banyak pilihan untuk mengembangkan diri.

Tari Samanlah satu-satunya pilihan olahraga yang bisa ditekuni pemuda Gayo Lues. Tidak seperti wilayah Aceh lainnya yang sudah maju perihal fasilitas Olahraga seperti Stadion Sepakbola, Gayo Lues baru memiliki stadion sepakbola tepatnya pada tahun 2010. Diera kepemimpinan Ibnu Hasyim saat itu, Gayo Lues mendirikan Lapangan Sepak Bola dan Lapangan Pacuan Kuda.

Selain pembangunan lapangan tersebut, pemerintah saat itu juga membangun Lapangan Bola Basket di setiap sekolah menengah atas. Namun sayangnya pembangunan Lapangan Basket tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan guru olahraga mengajar cabang olahraga ini. Dampaknya adalah Lapangan Basket yang sudah dibangun tidak optimal dimanfaatkan anak-anak. Kebanyakan anak-anak SMA di Gayo Lues hanya bermain Otodidak.



Sebagai seorang yang memiliki hobi bola basket semasa sekolah dan kuliah dulu, saya merasa terpanggil untuk berbagi kecerian dan ilmu bermain basket kepada anak-anak Gayo Lues. Syukur alhamdulillah, gayunngpun bersambut, guru olahraga SMA Blang Jerango salah satu sekolah yang berjarak kurang lebih 10 Km dari pusat kota menawari saya melatih basket di SMA tersebut.


 Animo anak-anak untuk berlatih basket ternyata cukup besar. Nama-nama seperti Salihin, Yani, Riska Iwan adalah pemain-pemain yang cepat berkembang dalam bermain. Namun sejatinya yang terpenting adalah pemenuhan dan pemerataan fasilitaslah yang cukup berarti. Dari Sabang sampai merauke anak-anak muda di Indonesia berhak untuk mendapatkan fasilitas untuk mengambangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Paling tidak biar anak-anak muda yang masih labil ini tidak terjerumus kedalam kegiatan yang merusak masa depan mereka.


Apakabar anak-anak Gayo Lues? semoga kondisi saat ini jauh lebih baik dari tahun 2010. Salam dari Bumi Muda Sedia #Aceh Tamiang.

No comments:

Post a Comment