Setiap tahun kejadian meributkan
Garis Kemiskinan (GK) berulang terus. Tidak heran karena GK merupakan cikal
bakal terbentuknya persentase jumlah penduduk miskin. Banyak sekali pihak yang
menganggap GK sebesar Rp 401.220,- setiap orang perbulan terlalu rendah.
Terlepas dari rasionalkah GK
sebesar 401.220, penulis menganggap keributan penetuan batas orang miskin ini
sebagai bentuk kelatahan para politikus oposisi pemerintah dalam hal
mengkritisi kinerja pemerintahan. Apalagi persentase penduduk miskin yang baru
dirilis Badan Pusat Statistik beberapa hari yang lalu hanya mencapai 1 digit
dan kejadian ini adalah yang pertama sejak Indonesia merdeka.
Kondisi inilah mungkin menyebabkan
para politikus oposisi gerah, akhirnya dengan segala keramaian yang ada di
medsos, viralah perihal Garis Kemiskinan yang dirasakan tidak rasional. Bahkan
beberapa orang yang kreatif dalam hal membuat meme langsung membuat karya-karya
terbaik mereka untuk mengkritisi Angka Garis Kemiskinan yang hanya bernilai 400
ribu rupiah. Diartikel ini penulis tidak akan menjelaskan apakah angka tersebut
sudah rasional atau belum, karena sudah banyak pakar yang menjelaskan perihal
Garis Kemiskinan.
Penulis hanya mengajak kepada
pembaca bahwa marilah kita berpikir jernih bahwa Garis Kemiskinan yang telah
dihitung BPS bukanlah angka yang keluar tiba-tiba. BPS tentunya memiliki metode
dan data yang akurat untuk mengeluarkan angka tersebut.
Alangkah baiknya jika pihak-pihak
yang merasa angka garis kemiskinan tersebut tidak rasional, silahkan
mengkritisi secara ilmiah dengan mengajukan garis kemiskinan yang menurut
pembaca lebih rasional, tentunya lengkap dengan metode yang ilmiah juga.
Untuk para politisi oposisi,
sebetulnya masih banyak celah untuk mengkritisi kinerja pemerintahan selain
angka kemiskinan. Sebagai pengetahuan pembaca, pemerintah mulai dari zaman
Soeharto sampai dengan Jokowi sangat rajin memberikan bantuan kepada masyarakat,
mulai dari bantuan rumah, bantuan bibit, benih, bantuan uang sekolah dan
lain-lain. Artinya akan menjadi lucu jika banyaknya bantuan yang sudah banyak
digelontorkan tidak mengurangi jumlah penduduk miskin.
Sebagai penutup tulisan ini
penulis hanya ingin memberikan saran kepada para politisi oposisi, kritiklah
pemerintah dengan data yang akurat, contoh nyata adalah hutang negara
membengkak sejak era pemerintahan jokowi, mungkin topik inilah yang cocok sebagai
amunisi ampuh para oposisi mengkritik pemerintahan.
No comments:
Post a Comment