1. Pendahuluan
Hasil Sensus Penduduk tahun 1947 menjelaskan bahwa 309.150
orang Indonesia menetap di Malaysia. Sekitar 60 persen merupakan Suku Jawa,
sisanya berasal dari Banjarmasin (Banjar), Makasar (Bugis), Sumatra
(Minangkabau, Korinchi, Mandailing, Aceh dan Palembang), dan Pulau Bawean.
Pada
awalnya orang Indonesia yang pergi ke Malaysia merupakan buruh perkebunan.
Mereka direkrut oleh seorang agen tenaga kerja yang saat itu bernama Syeikh.
Oleh Syeikh, para tenaga kerja Indonesia tersebut dipertemukan calon bos
mereka. Buruh yang berasal dari Jawa sebagian merupakan perantau yang sudah
lama menetap di Pulau Sumatra. Karena hasil yang kurang memuaskan, membuat para
perantau dari Pulau Jawa ini beranjak menuju Malaysia. Sama halnya dengan para
perantau dari Jawa, perantau dari Makassar pertama kali merantau menuju
Singapura sebelum akhirnya bekerja di perkebunan Malaysia.
2.
Proses Menetap di Malaysia
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, terdapat program
pembebasan lahan. Program ini tidak disia-siakan buruh migran dari Indonesia
untuk mendapatkan lahan gratis di tanah Malaysia. Syarat yang diajukan untuk
mendapatkan lahan gratis cukup mudah yaitu mengajukan ijin kepada kepala suku.
Cara lain untuk bisa menguasai lahan di Malaysia pada saat itu adalah dengan cara
memilih tanah negara yang masih kosong, kemudian menggarapnya dengan menanam
tanaman saja.
Para migran berasal dari Jawa, Bugis dan Bawean menanam
tanaman yang menguntungkan bagi mereka. Jika harga komiditas tanaman yang
mereka tanam turun, maka mereka akan menggantinya menjadi tanaman yang lebih
menguntungkan. Sedangkan para migran dari Aceh dan Banjar tetap konsisten
mengusahakan tanaman yang menjadi keahlian mereka yaitu kopi (Aceh) dan padi
(Banjar).
Para buruh migran ini tidak semuanya sukses dalam membuka
lahan pertanian maupun perkebunan. Buruh migran yang tidak berhasil, memilih
untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Sedangkan para buruh migran
yang berhasil akan memilih menetap di Malaysia, mengingat mereka sudah memiliki
aset perkebunan plasma hasil pembebasan lahan. Para buruh migran yang berhasil
ini juga akan kembali ke kampung halaman mereka, tetapi tujuannya adalah memberikan
informasi kepada kampung halaman perihal kesuksesan mereka.
Informasi
yang positif, membuat para kerabat dekat buruh migran yang sukses ini tertarik
untuk merantau ke Malaysia. Keadaan ini membuat siklus buruh migran fase kedua
menuju Malaysia dan keadaan ini terus berulang
3.
Distribusi Orang Indonesia Berdasarkan
Kelompok
- Populasi Jawa 1947 di Malaya, dimulai dengan Pontian di selatan, kepadatan meningkat tajam ke utara melalui Distrik Batu Pahat dan Muar, Distrik Kuala Langat, Distrik Klang dan Kuala Selangor, Distrik Kuala Selangor dan Perak Bawah, Distrik Kuantan.
- Penduduk Banjar di Malaya, tersebar di Distrik Krian, Perak Bawah , Tanjong Karang, dan Distrik Selatan Batu Pahat.
- Populasi Sumatera 1947 di Malaya dapat ditemukan
di berbagai lembah sungai di distrik pedalaman Selangor dan Perak, berbeda
dengan teman-teman mereka dari Jawa, Banjar dan Bugis yang tinggal di daerah pesisir.
No comments:
Post a Comment