Sejak menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia,
Jokowi sangat getol menggenjot pembangunan infrastruktur. Pembangunan jalan tol
menjadi proyek andalan yang digenjot dibeberapa daerah dan tersebar diseluruh
Indonesia. Sedangkan untuk Provinsi Papua, pemerintah sangat fokus untuk
menyelesaikan jalan trans papua yang sudah mulai dirintis era Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Menyambut penetapan pemenang kontestasi pemilihan
presiden yang dimenangkan kembali oleh Jokowi dan KH Ma’Ruf Amin oleh KPU, layak dinanti program-program
apa saja yang akan dijalankan Presiden Jokowi dengan pasangan barunya. Apakah
pembangunan infrastruktur akan tetap berjalan seglamor pada periode kedua?
Sidang Kabinet Paripurna pada penghujung tahun 2018 bisa menjadi informasi awal kemana fokus
pembangunan yang akan dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua.
Pada sidang kabinet paripurna akhir tahun 2018,
Presiden Jokowi memberikan pesan kepada jajarannya bahwa fokus pembangunan
Indonesia akan sedikit bergeser kepada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Bahkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan
Maharani langsung memiliki wacana mengimpor tenaga pengajar dari luar negeri, agar
program pembangunan manusia di Indonesia bisa lebih cepat. Meskipun wacana
tersebut sempat memicu polemi didalam negeri. Program pembangunan manusia juga
sejalan dengan pemilihan wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi di periode
kedua nanti yaitu KH. Ma’Ruf Amin. Tentunya banyak pertimbangan yang membuat
Ma’ruf Amin terpilih menjadi cawapres pada saat itu.
Tidak banyak yang mengetahui latar belakang lengkap
dari Ma’ruf Amin. Kebanyakan mengenal Ma’ruf Amin adalah seorang Ketua MUI
saja. Padahal, Ma’ruf Amin memiliki segudang pengalaman yang sangat layak untuk
mendampingi Jokowi lima tahun mendatang. Salah satu pengalaman yang dimiliki
Ma’ruf Amin adalah beliau mengawali karir sebagai seorang tenaga pengajar.
Ma’ruf pernah merasakan posisi sebagai guru dan dosen. Untuk pengalaman
organisasi, jangan ditanya lagi pengalaman beliau memimpin organisasi. Segudang
pengalaman yang dimiliki Ma’ruf Amin membuat Presiden Jokowi akan lebih mudah
mengatur fokus pembangunan SDM kedepannya. Tentunya pembangunan SDM yang
diharapkan sesuai dengan nawa cita yang sudah digaungkan sejak awal
kepemimpinan Presiden Jokowi. Adanya Ma’ruf Amin dibarisan revolusi mental akan
menjadi garansi bagi umat islam bahwa revolusi mental yang digaungkan
pemerintah tidak akan bertentangan dengan Islam. Penunjukan Ma’ruf Amin bisa
dibilang berkaca dari pemilihan Jusuf Kala sebagai Wapres pada periode
2014-2019. Dimana Jusuf kala merupakan ahlinya dalam bidang kontruksi yang
sesuai dengan fokus pembangunan pada periode tersebut.
Pekerjaan rumah pembangunan manusia di Indonesia tidak
berbeda dengan permasalahan pertumbuhan ekonomi. Menurut data Badan Pusat
Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada Tahun 2018 adalah 71,39.
Angka IPM Indonesia tersebut masuk kedalam kategori tinggi. Sejak tahun 2016,
posisi IPM Indonesia mengalami pergeseran kategori yaitu dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi. Indikator ini sebetulnya menunjukan bahwa secara umum
kualitas manusia Indonesia sudah masuk kategori tinggi. Namun sayangnya,
pembangunan manusia di Indonesia belum merata. Masih ada sekitar 12 Provinsi
yang memiliki angka IPM kategori sedang. Provinsi-provinsi yang masuk kategori
sedang antara lain Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Sulawesi
Barat, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, NTT, NTB, Sumsel dan
Lampung. Provinsi DKI Jakarta menjadi satu-satunya daerah yang memiliki angka
IPM kategori sangat tinggi yaitu 80,47.
Berdasarkan angka IPM terlihat bahwa pembangunan
manusia di wilayah Indonesia bagian timur dan tengah belum sebaik diwilayah
barat Indonesia. Meskipun beberapa tahun terakhir terlihat adanya perbaikan
yang cukup signifikan dengan terus meningkatnya angka IPM di Provinsi-provinsi
wilayah timur Indonesia. Bahkan Provinsi Papua berhasil masuk ketagori IPM
sedang, dimana sebelumnya masuk kategori rendah.
Pergeseran fokus pembangunan yang dilakukan Presiden
Jokowi dari infrastruktur menjadi pembangunan manusia tidak lepas dari fenomena
Bonus Demografi yang akan segera dihadapi Indonesia. Beberapa ahli kependudukan
menyebutkan bahwa penggunaan istilah windows of opportunity lebih cocok
digunakan ketimbang sebutan Bonus Demografi. Hal ini dikarenakan kondisi dimana
penduduk usia produktif memiliki persentase yang cukup besar dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya harus dimanfaatkan dan dipersiapkan. Jika tidak bisa
dimanfaatkan dan dipersiapkan, maka bisa berubah menjadi windows of disaster,
dimana ancaman ledakan pengangguran harus dihadapi. Bonus Demografi tidak
otomatis bisa dinikmati, namun harus diusahakan dan dipersiapkan dengan baik.
Era Bonus Demografi hanya akan berlangsung sekitar
10-15 tahun. Jika Indonesia bisa mempersiapkan dengan baik, maka Indonesia bisa
berkembang menjadi negara yang besar. Seperti halnya Korea Selatan yang sukses
menghadapi Bonus sehingga bisa menjadi negara maju pada saat ini. Pembangunan
infrastruktur dan pembangunan manusia semoga bisa menjadi modal Indonesia dalam
menghadapi bonusi demografi. Mengingat ancaman cukup serius bakalan dihadapi
bagi negara-negara yang baru saja melewati masa bonus demografi yaitu era
penuaan. Era penuaan terjadi dihampir seluruh negara maju. Banyaknya penduduk
lansia merupakan cerminan dari peningkatan harapan hidup penduduk suatu
wilayah.
Permasalah untuk
menghadapi era penuaan mungkin bukan menjadi fokus dari pemerintahn Jokowi,
karena era ini diprediksi akan berlansung tahun 2050. Saat ini, yang terpenting
adalah Pemerintah dan segenap warga negara Indonesia bahu membahu untuk
mempersiapkan diri menghadapi Bonus Demografi yang sudah ada didepan mata. Bagi
anak-anak muda, jangan lupa untuk mencari ilmu. Pemerintah melalui beberapa
program banyak sekali menyediakan beasiswa seperti Bidikmisi dan LPDP. Bahkan
bisa jadi kedepannya akan banyak sekali program beasiswa dan pelatihan yang
bisa meningkatkan kemampuan anak muda berwirausaha. Sebagai warga negara yang
baik, sudah seharusnya kita menyukseskan program-program peningkatan kualitas
SDM demi menatap Indonesia yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment